Taopik Hidayat

Guru SDN Parungponteng Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur...

Selengkapnya
Navigasi Web
PENTINGNYA KECERDASAN LOGIS MATEMATIS BAGI ANAK

PENTINGNYA KECERDASAN LOGIS MATEMATIS BAGI ANAK

PENDAHULUAN

      Setiap anak dilahirkan ke permukaan bumi ini dengan segenap kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kekurangan bukan berarti kita hanya pasrah menerimanya tanpa ada usaha yang maksimal untuk memperbaikinya. Begitu pula kelebihan yang telah diperoleh anak tidak cukup untuk dibiarkan saja, kelebihan tersebut harus tetap diasah untuk menggali potensi lain yang belum tergali.

      Salah satu unsur penting yang bisa menggali potensi yang masih tersembunyi dari anak adalah guru. Guru bisa melihat seorang anak memiliki potensi matematika, bahasa, kinestetik dan yang lainnya melalui interaksi di sekolah baik di kelas maupun di luar kelas. Potensi-potensi yang terdapat pada peserta didik tersebut bisa tergambarkan pada kecerdasan multiple inteligences.

      Menurut Dr. Gardner (Prasetyo, 2009, hlm. 2), ada 8 delapan jenis intelegensi yang secara bersama terdapat pada diri anak-anak dan orang dewasa, yaitu: Kecerdasan Linguistik, kecerdasan Logika Matematika, Kecerdasan Visual-Spatial, Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, dan Kecerdasan Naturalis.

      Tanpa menghilangkan urgensi dari delapan kecerdasan tersebut, penulis ingin mencoba meninjau kajian pustaka yang berkaitan dengan kecerdasaan logika matematika.  Penulis ingin coba mengkaji lebih mendalam tentang kecerdasan logis matematis yang bisa diaplikasikan di lingkungan rumah dan sekolah.

      Pada dasarnya menghitung merupakan kegiatan yang disenangi oleh anak. Kadangkala orang tualah yang berlebihan dalam menggambarkan kesulitan tentang logika matematika. Sehingga siswa menjadi semakin takut bertemu dengan materi berbau matematika.

     Sesungguhnya materi logika matematika tidak berbeda dengan dengan kegiatan menggambar, olahraga, menyanyi,  menari dan lain sebagainya.  Kegiatan tersebut apabila dikemas dengan benar akan menjadi sesuatu yang menyenangkan, menggairahkan bagi anak.

 

PEMBAHASAN         

1.   Kecerdasan Logis Matematika

      Adiningsih mengungkapkan bahwa kecerdasan logis matematis adalah kecerdasan yang melibatkan kemampuan untuk menganalisis masalah secara logis,  menemukan rumus dan pola, serta menyelidiki sesuatu secara ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan ini berkaitan dengan aktivitas berpikir dan berargumentasi.

      Menurut Gardner (Adiningsih, 2008, hlm. 6) kecerdasan logis matematis mencakup tiga bidang yang saling berhubungan yaitu matematika, ilmu pengetahuan (sains), dan logika. Dengan demikian kecerdasan logis matematis tidak hanya berkaitan dengan bilangan tetapi juga pada huruf. Anak yang memiliki kecerdasan logis matematis selain memiliki kesenangan dengan bilangan atau angka-angka juga menyukai permainan bahasa yang melibatkan kosep berpikir sebab akibat, dan pola-pola logika lain.

      Berdasarkan teori di atas bahwa kecerdasan logis matematika adalah kapasitas untuk menggunakan angka, berpikir logis untuk menganalisis kasus atau permasalahan dan melakukan perhitungan matematis.

2.   Ciri Anak yang Memiliki Kecerdasan Logis Matematis

      Anak yang memunyai kecerdasan logis matematis memiliki ciri-ciri kepribadian yaitu anak suka berpikir abstrak dan suka akan keakuratan, menikmati tugas hitung-menghitung, memecahkan soal-soal,  dan suka melakukan penelitian dengan cara logis, catatan tersusun rapi dan sistematis.

      Anak yang memiliki kecerdasan logis matematis umumnya menyenangi kegiatan yang berbau eksplorasi. Hal ini dikarenakan anak merasa penasaran atas sesuatu yang dianggap menantang untuk dicari hasil ataupun solusinya. Anak juga akan selalu bertanya tentang apa yang dilihatnya dan meminta jawaban yang rasional dari jawaban permasalahan yang ditemukannya.

     Anak yang mempunyai kecerdasan logis matematis mempunyai keyakinan bahwa permasalahan yang muncul memiliki jawaban yang rasional.  Oleh karena itu,  anak akan merasa nyaman apabila dihadapakan pada permasalahan yang dapat diukur.

     Menurut Adiningsih (2008, hlm. 6), untuk mengetahui ada tidaknya kecerdasan logis matematis pada anak Anda. Cobalah jawab pertanyaan berikut ini. Apakah anak Anda:

    Senang dengan angka-angka?

    Menyukai ilmu pengetahuan?

    Mudah mengerjakan perhitungan dalam benaknya?

    Mudah memahami pola-pola dan hubungan-hubungan?

    Senang memecahkan  misteri?

    Senang mengajukan dan menguji hipotesis?

    Senang menghitung, misalnya menghitung mainannya sendiri?

    Senang memperkirakan atau menerka jumlah,  misalnya jumlah uang logam dalam wadah?

    Senang perhitungan algoritma?

    Senang menggambarkan informasi visual dalam bentuk  grafik (gambar)?

    Senang menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menunjukkan objek maupun konsep secara nyata?

    Mudah memahami konsep yang bersifat kuantitas?

    Mudah memahami konsep waktu?

    Mudah mengingat angka-angka?

    Senang melakukan permainan yang melakukan strategi misalnya catur, monopoli, kartu dan sebagainya?

    Senag mengisi teka-teki silang?

    Tertarik dengan komputer, lebih dari sekedar bermain?

    Senang berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti, membuat hipotesis, merumuskan berbagai model, mengembangkan contoh-contoh tandingan,  dan membuat argumen-argumen yang kuat?

    Senang menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah matematis?

      Apabila ada yang memiliki jawaban ya, ini menunjukkan indikator bahwa kecerdasan logis matematis pada anak sudah muncul. Selanjutnya orang tua dan guru harus mengembangkan kecerdasan logis matematis dengan cara memberikan stimulus yang tepat. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hariwijaya yang mengatakan bahwa stimulasi berguna untuk memaksimalkan struktur dan fungsi organ kecerdasan.

3.   Kapan Anak Mulai Mempunyai Kecerdasan Logis Matematika?

      Sejak lahir anak sudah mulai tertarik terhadap konsep menghitung dan berlogika matematika. Rasa ketertarikan akan semakin berkembang apabila orang tua rajin memberikan rangsangan. Rangsangan yang tepat akan sangat membantu dalam proses penanaman kecerdasan logis matematika.

      Menurut Glen Doman dalam (Adiningsih, hlm. 8), dalam hal matematika anak mempunyai keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Orang dewasa hanya mampu mengenal simbol-simbol angka, tetapi tidak mampu dengan tepat menghitung jumlah suatu benda yang lebih dari sepuluh. Sementara, anak-anak dapat melihat dan mengenal  jumlah suatu objek sekaligus angkanya jika mereka diberikan stimulasi yang cukup.

4.   Upaya Membantu Anak Memperoleh Kecerdasan Logis Matematis

      Biasanya logika matematika selalu dikaitkan dengan otak yang melibatkan  beberapa komponen, yaitu perhitungan secara matematika, berpikir logis, dan pemecahan masalah. Anak dengan kemampuan ini akan senang berkutat dengan rumus-rumus dan pola abstrak. Bukan hanya pada bilangan matematika, tetapi juga meningkat pada kegiatan analisis dan konseptual.

     Menurut Gardner (Asfandiyar, hlm. 44), ciri anak yang cerdas matematika adalah anak yang suka mengotak-atik benda dan melakukan uji coba. Dalam upaya memfasilitasi kebutuhan anak tersebut, guru dituntut untuk kreatif dalam memperkenalkan dan mengajarkan konsep matematika. Sehingga pada akhirnya siswa akan merasa senang dalam mempelajarinya dan tidak menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sangat sulit sehingga ditakuti oleh anak.

     Untuk meningkatkan kecerdasan logis matematika anak, guru harus bisa menciptakan lingkungan matematika. Tidak harus berkutat dengan rumus matematika yang menggambarkan kesukaran, tetapi bisa digambarkan dalam kegiatan sehari-hari. Contohnya dengan bertanya kepada anak, lebih berat mana tas Ani atau Ana? Lebih berat siapa badan Ani atau Ana? Lebih panjang mana penggaris Ani atau Ana?

     Ada beberapa cara membantu anak mengembangkan kecerdasan matematika, diantaranya sebagai berikut:

a.   Memperbanyak buku-buku referensi mengenai konsep matematika.

b.   Mendesain pembelajaran yang di dalamnya terdapat permainan seru yang  menyenangkan bagi siswa.

c.   Memanfatkan berbagai benda yang ada di sekitar kita sebagai media pembelajaran yang kontekstual.

Contoh upaya dalam meningkatkan kecerdasan logis matematis

Permainan mengajarkan bilangan

Memikirkan suatu bilangan

1)     Anak kita barangkali akan menanggapi dengan lebih antusias terhadap tantangan sejenis ini daripada pertanyaan langsug. “Berapakah 4 ditambah 3?” anak dapat menggunakan garis bilangan untuk mengecek jawabannya.

 

 

 

 

2)    Menghitung Bulu Sayap Garuda

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mintalah kepada anak untuk mrenghitung sayap pada burung Garuda yang mungkin terpajang di ruang tamu. Dapatkah ia menghitung jumlah bulu sayap, ekor dan leher. Misalkan kita akan menghubungkan dengan angka 17, 8 dan 45.

 

PENUTUP

      Manusia diciptakan dengan segenap kelebihan dan kekurangan potensi masing-masing. Ada yang memiliki kecerdasan linguistik/bahasa, kecerdasan Logika matematika, kecerdasan gerak, kecerdasan spasial, kecerdasan musik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan naturalis.

     Kecerdasan logis matematis adalah adalah kecerdasan yang melibatkan kemampuan untuk menganalisis masalah secara logis, menemukan rumus dan pola, serta menyelidiki sesuatu secara ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan ini berkaitan dengan aktivitas berpikir dan berargumentasi.

     Anak yang memunyai kecerdasan logis matematis memiliki ciri-ciri kepribadian yaitu anak suka berpikir abstrak dan suka akan keakuratan, menikmati tugas hitung-menghitung. Memecahkan soal-soal dan computer dan suka melakukan penelitian dengan cara logis,  catatan tersusun rapi dan sistematis.

Upaya membantu anak dalam mengembangkan kecerdasan logis matematis salah satunya dengan metode belajar sambil bermain, santai, dan menyenangkan. Siswa digiring ke dalam suasana batinyang menyenangkan, sehingga tidak ada rasa takut ataupun tertekan. Sedikit demi sedikit siswa akan mendapatkan stimulus dalam mengembangkan kecerdasan logis matematisnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Adiningsih, N.U. (2008). Permainan Kreatif Asah Kecerdasan Logis Matematis Balita. Bandung: Semesta.

Asfandiyar, A. Y. (2008). Kenapa Guru Harus Kreatif?. Bandung: DAR!Mizan.

Hariwijaya, M dan Sustiwi, A. (2008). 1001 Pendekatan Multiple Intelligence Anak Prasekolah. Yogyakarta: Plmatera-Publishing.

Prasetyo, R dan Andriani, Y. (2009) Melatih 8 Kecerdasan Majemuk pada Anak dan Dewasa. Yogyakarta:  Penerbit Andi.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post